Rabu, 10 September 2014

Cempe

Yang bertanya-tanya. Apa itu cempe? Ya, cempe adalah bahasa jawa dari anak kambing. Emang kaya bahasa di Indonesia. Apalagi cinta? Melihat dewasa kini hawa makin menggelora dibanding adam. Pertanda macam apa? Apakah benih cinta akan tumbuh dalam hati ini. Haha kasihan yang jomblo nanti. Dikira aku serakah. Dikira atas dasar statement manusia tak pernah puas jadi seenaknya gitu.

Kalau aku, satu aja sampe tumpe-tumpe kata Jupe. Apalagi dua. Hmm. Menurut ahli, sebut saja Pepa,"Pacaranlah sebanyak-banyaknya karena kalau sudah janur kuning melengkung kalian akan mengerti makna kesetiaan dan komitmen." Aku bisa kok seperti itu. Bukan maksud diri buat riya'. Tapi memang iya. Sayang sekali aku tidak bisa. Karena Tuhan menyaksikan dengan saksama disetiap mikro-meter gesture tubuhku. Ditambah dua zat gaib di kanan-kiriku.

Entah kenapa Tuhan menakdirkan untuk memberi jarak antara aku dengan dia saat ini. Dan sampai beberapa bulan yang lalu masih belum ngeh kenapa terjadi. Mungkin kamu bisa njawab? Iya kamu. Alhasil LDR mem-fardu-'ain-kan hubungan batin, rasa, jiwa dan cinta antara Surabaya - Yogya. Dua kota ini deket kok. Cuma gak ada sejengkal tangan kananku. Tapi tetap saja dikatakan berjarak. Long distance relationship. Aku yakin semen made in Indonesia gak cukup kuat untuk pondasi hubungan ini. Karena kepercayaan, kesetiaan, dan komunikasi adalah kuncinya.

Tapi perlahan semakin kesini aku menyadari bahwa rencana Tuhan memang asik, bagiku. Tidak bagi dia. Mungkin. Kenapa? Inilah caranya untuk menjadikan sosok lebih dewasa. Cuih, padahal masih transformasi. Masih labil haha gimana enggak, peralihan SMA ke Kuliah. Ibaratnya remaja enggak, dewasa belum matang. Haha. Tapi setidaknya dengan hubungan interlokal membuat lebih bijak untuk menggunakan rasa rindu. Aku seorang yang tak sanggup ucap rindu. Kecuali pada ibuku. Jadi tiap kerinduanku padamu adalah doa. Semoga Tuhan tidak tuli. Aamiiin.

Aku tidak sedih untuk menjalani ini. Aku tidak senang pula untuk hal ini. Anggap saja aku seekor cempe yang baru lahir. Masih belajar berdiri tegak, belajar adaptasi, belajar ngempeng, dan belajar untuk mbadok sendiri. Setali tiga uang dengan perjalan cinta ini. Aku masih belajar meski sudah anniv pertama. Tak mengerti hakikat cinta itu sejatinya bagaimana, tapi aku melakukan aja sebaik mungkin. Lakukan yang aku bisa. Jika aku tidak bisa untuk setia, setidaknya aku tidak membuat hatinya terluka. Semoga. I love you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah selesai membaca ya?? Belum?? Hehehe ..
Monggo/silakan meninggalkan jejak kalian, guys :)
Apresiasi kalian membuatku semakin semangat nulis..

Terima Kasih ^^